Selasa, 13 April 2010

RISALAH HATI BERBINGKAI NURANI

Kolaborasi Puisi Antara Penyair Ad Dinda dan Moh. Ghufron Cholid

subuh ini sungguh tak sempurna...
sebab semalam sembab hatiku dirundung gelisah penuh tanya..
ah, ingin saja aku malam tak usah berakhir
biar aku tak perlu berjumpa dengan pagi
biar aku tak perlu bersua dengan mentari
dan biarkan aku berada dalam bungkus
malam yang sepi dan sunyi....

sepucuk surat masih teronggok
di atas meja....

masih jelas lipatannya
sehabis kubaca malam tadi
sebelum beranjak ke peraduan hati

karenanya tidurku gelisah
karenanya mataku terpejam tapi mengelana
menyusur lorong-lorong sempit
tanpa pesona
menggugurkan semua senyumanku
seharian ini

betapa lusuh hati...
ingin sekali kutepis
tapi aku tak mampu!!

kalau kubiarkan terus begitu
tak hentilah aku disapu kelu
dirobek sendu
dan di basahi lara hatiku yang terluka
air mataku membuliri kosong luka di jiwa

oh, angin dingin
sampaikan sepucuk surat balasan ini padanya
pada yang kusimpan dalam hati

oh, embun bening
sapulah laraku yang membuncah rasa
peluklah aku dalam diam nestapa
damaikan hatiku yang melara....

siapa kini tautan jiwa....

oh, pagi yang mengintip sepi
tinggalkan aku saja sendiri
dalam sepi dan nyeri hati

aku tak ingin terbias indahmu
yang mempesonakan kalbuku
karena kau tak akan mampu buatku tersenyum
dengan ayu....

sepucuk surat...
linangan terakhir air mataku
aku tak mampu menjangkaumu dalam pelukku
aku tak mampu menciumi wangimu
aku kehilangan rasa karenamu......

duhai sepucuk surat
mengapa kau harus singgah untuk kemudian
merejamiku dalam kelabu....??

aku ingin marah
tapi asaku pecah

aku ingin diam
tapi aku sirna dan tenggelam

aku ingin berlari
untuk membawa kembali
sepucuk surat malam tadi...
agar tak usahlah kau sampaikan padaku
karenanya pagiku sungguh menusuk ngilu
tepat ditengah ulu hatiku....

maafkan aku,
telah mengabaikan semua rasamu
maafkan aku,
telah mencurangi indah senyum sapamu
maafkan aku,
terbuai asyik masyuk bercengkrama dengan egoku
sungguh, maafkan aku!!
hanya itu balasan untuk sepucuk suratmu
duhai jiwa yang tersimpan dalam sukma....

dan biarkan
kusimpan sepucuk suratmu

kusimpan dekat pada hatiku

akan kuciumi dengan suci hatiku

karenamu
aku telah mengemas rasa
dan indahku yang berceceran
terburai asa yang tertepis fatamorgana....

aku akan selalu ada untukmu.....selalu!!

: maafkan, aku!!

Aku maafkan kau
Lalu aku ajak kau
Bercermin
Hingga terang segala remang
Hingga bertamu segala riang

Aku sepucuk suratmu
Selalu menemanimu
Selalu mengerti risalah hatimu
Selalu paham guyur hujan rindumu
Aku selalu ada untukmu
Sebab aku adalah nuranimu
Yang telah dikirimkan Rabbmu untukmu

Al-Amien, 03 April 2010

1 komentar:

  1. entah mengapa lalu terbaca dan tereja olehmu
    pun aku akan sekedar menyampaikan
    agar tak terlalu panjang
    dan bertele-tele....

    sepucuk suratku,
    andai itu
    adalah kamu......

    masih kusimpan,
    mungkin kau mau membuka lipatannya
    dan membacakannya
    untukku....

    risalah hatiku dalam rahasia
    sepucuk surat...yang lalu!!

    BalasHapus