Jumat, 16 April 2010

CARA PENYAIR MENYISIPKAN RUH DALAM KARYA

Sebuah Ulasan Puisi

Kali ini, kita akan membahas tentang puisi berjudul dunia oh dunia buah pena Syahrul affandi bin jalaluddin rozali. Berikut ini saya kutip lengkap puisinya, selamat menikmati!

puisi "dunia oh dunia"

Ini dunia yang kau miliki
Sebentuk bulat tak lonjong, tak petak
Ini dunia yang kau pijak
Bertanah dan berair

Diselimuti pepohonan tapi kau tebang
Dipenuhi lautan tapi kau cemar
Diselubung udara tapi kau kotorkan
Dihiasi manusia tapi kau tipu

Ini dunia yang kau puja
Berbentuk bola yang kau tendang
Tak ada benderang di hati luka
Seakan hempas terkoyak pungkang
Hingga tak kau perdulikan wajah-wajah mayat jelata

Ini dunia yang kau seru
Mengisah kan beban di pundak nya
Menuduhkan kau yang bersalah
Menangis kan hujanan air mata

Ini dunia yang kau agungkan
Aku juga ikut menghancurkan nya
Meski kaki tak sanggup lagi berpijak

Dumai, 16 april 2010
Syahrul affandi bin jalaluddin rozali

Puisi yang ditulis penyair Syahrul affandi bin jalaluddin rozali ini lebih menitik beratkan pada sisi makna atau sisi pesan. Penggunaan metafora pada tiap baitnya, nyaris tidak ada. Hal semacam ini sangat wajar karena memang penyair yang memiliki gaya seperti ini, tak terlalu menonjolkan keindahan bahasa.

Marilah kita bahas dari bait perbait yang ada dalam puisi ini, agar kita lebih akrab dengan kehadiran puisi ini.
Pada bait pertama, yang hanya terdiri dari empat baris lebih bersifat perkenalan. Dunia diperkenalkan dengan bahasa yang lugas,bertanah dan berair. Perkenalan di sampaikan lugas dengan tujuan agar pembaca lebih memahami maksud dan tujuan puisi ini ditulis.
Pada bait kedua, yang hanya terdiri dari empat baris, lebih pada teguran semata. Lebih menekankan gugatan kepada kamu lirik, yang dianggap kurang bersahabat dengan alam. Manusia yang dinilai terlalu tamak. Tanda tamaknya manusia ditulis dan dicontohkan dengan gamblang yakni mudah menebang pohon sembarangan. Lebih sering, melakukan pencemaran di lautan demi memenuhi kepuasan duniawi. Lebih suka, membuat polusi sehingga pernafasan pun terganggu. Penyair pun menegaskan bahwa watak dasarnya adalah suka menipu.
Dengan demikian bait kedua ini sarat dengan renungan yang bersifat nyata dan sangat akrab dengan kehidupan kita.
Pada bait ketiga, penyair lebih tegas melukiskan manusia yang tamak pada dunia. Penyair menggugat manusia yang tamak dengan begitu lugasnya. Gugatan itu terasa sangat tegas. Gugatan itu bisa langsung dirasakan karena memang tidak dihiasi dengan metafor. Dunia yang umumnya dipuja manusia menurut penulis tak lebih dari sekedar bola yang bisa ditendang akibatnya, tak ada kepedulian kepada rakyat jelata khususnya yang telah meninggal.
Pada bait keempat, penyair hanya berbagi kisah spritual dengan kamu lirik (penyeru dunia) dengan menyatakan Ini dunia yang kau seru/Mengisah kan beban di pundak nya/Menuduhkan kau yang bersalah/Menangis kan hujanan air mata. Dengan demikian menyeru dunia hanya akan menambah beban saja. Beban bagi dirinya maupun beban bagi dunia yang diserunya.
Pada bait kelima dengan tegas penyair menyatkan sikapnya kepada kamu lirik (pemuja dunia), Ini dunia yang kau agungkan/Aku juga ikut menghancurkan nya/Meski kaki tak sanggup lagi berpijak. Sebuah sikap tegas telah disampaikan penyairnya. Saya pikir ini adalah sikap yang sangat berani, sengaja ditempuh penyair untuk menyadarkan kamu lirik dari kebiasaan memuja dunia. Bahwa penyair ikut menghancurkan dunia yang sering dipuja kamu lirik meski terkadang penyair tak mampu lagi beranjak. Dengan demikian puisi ini, bisa dibilang berhasil dalam penyampaian pesan saja kendati keindahan bahasa metaforisnya kurang mendapatkan tempat. Inilah salah satu genre yang coba diusung oleh penyairnya, mendobrak kebiasaan penyair lain yang terlalu mengagungkan metafor dalam karya-karya meraka. Bagi saya pribadi hal semacam ini adalah sah-sah saja karena setiap penyair meliki ruh tersendiri pada tiap karya-karya yang telah ditulis.

17 April 2010

1 komentar:

  1. assalamualaikum,
    saya berterima kasih telah membedah karya saya, semoga menjadi pembelajaran bagi kita semua....
    sukses selalu.....

    BalasHapus