Selasa, 13 April 2010

MENTADABBURI HIDUP LEWAT PUISI

Sebuah Ulasan Puisi

Berikut ini perkenankan saya mengulas tiga puisi karya sahabat penyair FB Reni Teratai Air. Berikut ini saya tulis secara utuh agar semua sahabat FB bisa menikmati puisi-puisi sang penyair.
Gelungku
:love

Melingkari asamu
Tak kujumpai riakku
Lamat-lamat di antara sedu
Saat menyebutmu

Antara hela dan tarikan
Adalah nyeri menyesakkan
Gelung-gelung tanya betebaran
Dada ini kau sesakkan

________________________

Interup
:bro

Menangislah, Dek
Ketika air mata serupa
Sesak yang pendek
Hingga terbelah duka
________________________

Bintang
:friends

Taburan bintang lingkari rembulan
Ribuan atau jutaan
Aku tak bisa menghitungnya
Juga kemurahan yang nyata

Puisi berjudul Gelungku terdiri hanya dua bait. Dalam tiap bait, terdiri dari empat baris.
Pada bait pertama, Melingkari asamu/Tak kujumpai riakku/Lamat-lamat di antara sedu
Saat menyebutmu/ adalah lukisan kekecewaan lantaran tak menemukan jejak yang pernah penyair abadikan bersama.
Pada bait kedua, Antara hela dan tarikan/Adalah nyeri menyesakkan/Gelung-gelung tanya betebaran/Dada ini kau sesakkan. Penyair mulai melukiskan kekecewaannya yang begitu mendalam. Tak ada ketenangan dan keriangan yang menhampirinya. Yang penyair temukan hanyalah perih luka.
Pada puisi berjudul interup, yang hanya terdiri satu bait saja, hanyalah nasehat yang hendak penyair terjemahkan dalam gerak seseorang yang sangat dikenalnya. Lukisan hati penyair tampak jelas dalam rangkaian kata Menangislah, Dek/Ketika air mata serupa
/Sesak yang pendek/Hingga terbelah duka. Adalah solusi yang ditawarkan untuk mengusir segala kepenatan dan segala kesesakan. Jika dengan menangis semua luka bisa sirna maka menangislah. Inilah solusi hidup yang ditawarkan penyair dalam puisi Interup.
Pada puisi berjudul bintang, yang hanya terdiri dari empat baris ini, ada pernak pernik keindahan dan kebahagiaan yang coba digambarkan secara gamblang. Namun lagi-lagi penyair dengan bijaknya menyatakan bahwa keindahan dan nikmat yang diberikan Tuhan tak mampu dihitungnya.
Demikian ulasan sederhana dari anak madura yang memiliki pengetahuan yang serba sederhana. Serba tak punya apa-apa tanpa bimbinganNya.

Al-Amien, 31 Maret 2010
Komentar
Reni Teratai Air Terima kasih untuk ulasannya yang sangat cantik dan betul-betul dalam...

Anda sangat mengerti bahasaku :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar