Jumat, 16 April 2010

DARI SUNYI HINGGA KENCAN RAHASIA

Kolabaorasi Dedy Nur dan Moh. Ghufron Cholid

Siang itu, Pertama kali aku menyentuh tanah Jawa.
Memandang jauh dari atas KM Lambelu.
Menikmati Angin laut yang pekat menampar wajahku.
Benakku berdebat, inikah jembatan masa depan yang harus aku lewati?"

Asing, jiwaku benar-benar merasakan keterasingan.
Saat dulu sewaktu masih belum mengenal cita-cita.
Belum mengenal realitas dunia yang sangat Kompleks.
Penuh Paradoks dan penuh dengan jebakan.

Aku yang hanya bermodalkan semangat bercampur kenekatan, berdiri menantang ketakutanku sendiri.
Gejolak dalam diriku begitu terasa. Hingga bergetar setiap langkah yang kuhentakkan kebumi.
Ada keraguan, namun lebih banyak keyakinan yang bermain dalam jiwaku.

Benarkah aku sanggup menjadi apa yang pernah hanya ada dalam bayanganku?'
aku hanyalah seseorang yang datang dari sebuah desa kecil yang bahkan tidak ada dalam peta Indonesia.
Bolehkah aku bermimpi? dinegeri seribu banyangan Palsu ini?"
Bolehkan aku sekedar mencicipi kebaikan yang pernah aku baca dan dengar dari angin?

Aku, yang tak pernah melihat dunia selain dunia yang ditawarkan oleh kedua orang tuaku.
Tapi, dunia yang dilalui oleh kedua orang tuaku masih begitu terhormat dari pada dunia yang aku saksikan saat ini. Aku bahkan masih bisa tertawa lepas, walau dalam kekurangan dan keterbatasan kebutuhan hidup. Masih melihat dan merasakan senyum-senyum yang tulus dan tawa-tawa yang menentramkan hati.

Hari ini, aku tidak lagi berdiri diatas tanah jawa yang pernah aku bayangkan begitu indah dalam imaginasiku. Ternyata, aku salah, Imaginasiku juga salah, aku hanya melihat kenyataan yang semu. Berteman dengan keyakinan yang juga semu, dan akhirnya aku lelah bersama semua kesemuan itu. Atau memang kehidupan yang aku jalani saat ini juga semu~ akan hilang dan pergi bersama waktu. Dan semua pertanyaanku akan terjawab oleh waktu.

Sekarang, dibelahan bumi lain yang juga pernah aku banyangkan.
Menawarkan masa depan yang lebih cerah.
Menjanjikan kehidupan yang jauh lebih berkualitas. Ternyata juga sama.
Kualitas dirimu hanya dapat engkau ukur dengan seberapa jauh engkau sanggup menangkap pesan-pesan yang menyentuhmu dalam perjalanan.

Perjalanan kehidupan yang engkau lalui akan mengajarkanmu banyak hal.
Tentang kearifan, tentang kesabaran, tentang kebijakan, tentang kemanusian, tentang cinta, tentang kebencian, tengtang kabaikan, dan semua tentang kehidupan.

Seorang sahabat yang baik pernah memberi nasehat kepadaku, bahwa Manusia adalah mahkluk yang hanya bertugas untuk menjawab berbagai kegelisahan dan persoalan yang hadir dalam kehidupannya. Pekerjaan kita sebagai manusia adalah menjawab setiap persoalan. Kerena persoalan itu lahir dari tangan-tangan kita sendiri, dan kita adalah bagian dari solusi dari setiap masalah yang kita ciptakan itu.

Aku berhenti bermain dengan imaginasiku.
Kubiarkan dia tersesat.
Dan aku hanya diam.
Beginilah malam, selalu menghadirkan tanya.
Bulan dan bintang dilangit tersenyum menyaksikan imaginasiku tersesat sendiri

Lalu semilir angin membelai manja dalam sunyi
Lantas menjelma cermin
Kemudian hadir dengan kencan mesra rahasia
Sebab bumi tak bisa mengerlingkan mata

Al-Amien 17 April 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar