Rabu, 14 April 2010

ADA SURGA DALAM PERNIKAHAN

Berikut ini perkenankan saya mengulas puisi saya, yang saya tulis mengenai pernikahan adik sepupu tercinta saya. Puisi berjudul pernikahan, tercipta saat saya mengadakan perjalanan ke sidogiri dalam akad nikah adik sepupu saya (KH. Ach. Hamami Bakri), dia adalah adik sekaligus sahabat karib saya, mulai dari kecil, nyantri di al-amien hingga sekarang.
Dalam puisi ini, saya hanya ingin mengulas pergulatan batin, yang saya alami saat saya mengantarnya ke sidogiri untuk melaksanakan akad nikah pada hari kamis 18 Maret 2010.
Berikut saya tulis lengkap puisinya, selamat membaca dan perkenankan saya mengulasnya.

PERNIKAHAN

Teruntuk adikku KH. Hamami Bakri Munawwir

Halaman hidupmu penuh doa
Saat kau mewisuda perempuan dunia menjadi bidadari surga
Lantas kau dan permata hatimu serupa tangkai dan bunga
Saling memberi sempurna

Sidogiri, 18 Maret 2010

Puisi yang hanya terdiri dari satu bait, dalam satu bait ada empat baris bisa kita saksikan, betapa agung peristiwa pernikahan.
Hanya ada doa, hanya ada wisuda perempuan dunia menjadi bidadari surga, yang dilukiskan keadaan sahabat dan permata hati dalam puisi serupa tangkai dan bunga/saling memberi sempurna.
Tentu sebian dari kita akan bertanya, betulkah pengandaian ini, insya Allah betul adanya. Meski saya sendiri belum mengalaminya dalam artian mengalami pernikahan namun saya telah menyaksikan betapa agung pernikahan ini.
Dan untuk mengaitkan antara keciantaan saya pada puisi dan mengabadikan jejak pernikahan adik sepupu saya maka pada hari pernikahannya (walimahnya) saya abadikan dalam puisi berjudul

PUISI DAN HARI PERNIKAHAN
Teruntuk adik sepupuku KH. Ach. Hamami Bakri

Ada puisi
Ada sepi menjelma riang hati

Ada puisi
Ada rindu menyanyi
Selepas pergi
Datang kembali

Ada puisi
Ada bintang prestasi
Di ujung pertemuan
Yang telah kau agendakan

Ada puisi
Di hari pernikahanmu
Semua mata bercerita penuh cumbu
Seluruh bibir mengabadikan jejakmu dalam bait ridla Ilahi

Blega, 28 Maret 2010

Dalam puisi ini saya mencoba mengaitkan antara kecintaan saya pada puisi dan keinginan saya mengabadikan jejak yang penuh kesakralan dari adik sepupu saya KH. Ach. Hamami Bakri yang intinya dari puisi ini, hanya ingin mengabarkan pada diri saya pribadi secara khusus dan bagi pembaca secara umum bahwa pernikahan itu adalah jejak yang abadi dalam ridla Ilahi. Hubungan yang sangat direstui ilahi.
Demikian ulasan singkat atau sejarah lahirnya dua puisi saya yang membahas tentang pernikahan. Selamat membaca, semoga bermanfaat. Amien.

Al-Amien, 30 Maret 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar