Kamis, 22 Juli 2010

GARUDA PERTIWI

Akulah sang pengembara yang tak miliki pagi,siang,malam...
Bilangan masa bagiku sama saja...
Elang sang pengembara sejati, kembali dengan bekal yang cukup tinggi
Air mata darah itu makin mengiris semua lara...
Kesakitan yang teramat sangat...
Ku terbang tinggi melibas kabut langit melalukan badai!
Paruhku mencium sesuatu
Bau apapun cinta itu akan kuat jika berasal dari kuilNYA
Sebilah rindu menyembelih membabit!
Pencapain itu baru dimulai
Masih belum selesai...
Dan sepertinya tak akan pernah selesai karena setiap helaan nafas adalah obsesi.....
Mimpi-mimpi yang harus terbeli....
Lelaki tanpa senyum
Berdiri bak patung
Matanya membuang pandang sangat jalang
Bicarapun jarang
Sekali bicara, ia bak singa lapar....
Liar, gahar
Sangar mengaumkan kekecewaan pada gurun yang telah diberinya oase sekian
banyak...
Peluhnya tak terbayar!
Jangan salahkan ia jika harus menjadi pembunuh berdarah dingin
Boleh saja kau bersyair sedih..kecewa..lara apapun yang buruk-buruk itu..
Namun ungkapkan dengan sejatinya lelaki!
Meski dengan air mata tertahan
Kalau perlu jadikan batu air mata darahmu itu!
Lalu lelaki itu datang lagi
Ia kembali untuk menggugat..menggugah..menggubah...mengubah bangsa dan negeri ini
Ia tak pernah berhenti terbang...rela mengorbankan hatinya...cintanya buat sebuah pilihan!...
Menerjang kabut,melibas savanna kering, melintas pasir panas yang berbisik...
Memburumu atasNYA
Sayap-sayap baja yang kuat buat bangkitkan bangsa yang makin lemah ini..

Ia membela ibunya

Pertiwi yang kian hari menangis darah!
Ia dengan paruh tajamnya akan mematuk mata-mata kalian!
Para pendurhaka pertiwi...ibu kita yang tak lagi kuasa menahan air mata darahnya...
Merdekalah jiwa-jiwa!
Ia telah datang dengan sebentuk cinta yang sungguh untuk sebuah pembaharuan!
Geliat liat tubuhnya dan tubuhku
Adalah pemberontakan liar yang segera menggempur kau pengkhianat negeri!

Menteng Dalam Jakarta, 23 Mei 2010, buat laskar elang!


Biodata Penyair
Kirana Kejora dengan nama pena Eagle fly alone Terlahir di kota Ngawi, 2 Pebruari, single figther dari dua matahari titipan Tuhan, ”ELANG” Arga Lancana Yuananda (15) dan ”EIDELWEIS” Bunga Almira Yuananda (10). Mulai mencintai kertas dan pena sejak usia 9 tahun. Cinta pada puisi, prosa dan seni peran meski tak pernah ada dukungan formal sepanjang hayat. Just ordinary people. Hanya lulusan cumlaude Fakultas Perikanan Univ. Brawijaya yang dulu hanya jurnalis sebuah tabloid kecil di Surabaya, penulis lepas beberapa media cetak, dan kebetulan pernah menjadi Pemakalah, Pembicara pada Seminar Wajah Kepengarangan Muslimah Nusantara Di Malaysia pada tahun 2009. Merasa besar dan belajar di jalan, gunung, gurun, laut, dan langit yang terus dirunut bersama kawan, sahabat, dan saudara yang ditemukan di manapun.Juga banyak belajar pada debu dan angin. Dan merasa wajib terus belajar, berujar, mengejar, setelah kebetulan lagi, bisa menulis 30 Script Film TV, 4 Script Film Layar Lebar, 3 video klip solois Nena (script & director), video klip single ”Aku Selingkuh” by Ade Virguna (script & director) dan kolaborasi 8 puisi dalam album Selingkuh (independent album) dengan Ade Virguna (gitaris Jet Liar dan RriD), serta Alhamdulillah bisa menulis buku Kepak Elang Merangkai Eidelweis (Novelete & Antologi Puisi Tunggal), Selingkuh (Antologi Tunggal Cerpen & Puisi), Perempuan & Daun (Antologi Tunggal Cerpen & Puisi), berbagi puisi di buku Musibah Gempa Padang (Antologi Penyair Indonesia-Malaysia), dan kembali bisa melahirkan Elang (Novel) dan Janji Biru Mahameru (Novel). Kirana Kejora merasa masih menjadi sehelai bulu ayam yang ingin menjadi sayap elang.

1 komentar:

  1. salam bloger SOB...kebetulan nama blog ane garudapertiwi.blospotcom...

    BalasHapus